Friday, May 2, 2025
No menu items!
HomeSosial & PolitikTrending Peringatan Darurat Indonesia Hitam di Medsos, Ada Apa?

Trending Peringatan Darurat Indonesia Hitam di Medsos, Ada Apa?

Indonesia sedang tidak baik-baik saja? Di media sosial X (Twitter) sedang trending hashtag Peringatan Darurat. Sebelumnya, peringatan dengan lambang Garuda sudah digunakan oleh netizen Indonesia untuk mengawal isu Putusan MK dan Pelaksanaan Pilkada 2024. Namun, saat itu logo yang digunakan adalah berlatar biru. Saat ini, muncul lagi lambang yang sama dengan latar belakang hitam. Ada apa kali ini?

Terhitung saat berita ini ditulis (5 Februari 2025), hashtag Peringatan Darurat telah digunakan 33,7 ribu pengguna akun X. Bahkan, sejumlah warganet menyatakan kekecewaannya karena kebijakan pemerintah yang berat sebelah alias tidak membela masyarakat. Beberapa isu yang diangkat adalah kelangkaan gas LPG 3 kg hingga permasalahan PIK 2. Tak sampai disana saja, sejumlah kekecewaan lainnya seperti: 

Muncul Sejumlah Tuntutan dari Warganet

Salah satu warganet di X @BudiBukanIntel merangkum semua keresahan warganet dalam akronim P.E.N.T.O.L. Berikut ini adalah poin-poin yang ingin diutarakan. 

  1. Polisi Diberesin: menuntut adanya reformasi di tubuh kepolisian, penghapusan impunitas, serta penindakan tegas terhadap aparat yang terlibat korupsi.
  2. Energi Buat Rakyat: mengembalikan subsidi LPG 3 kg dan menolak pembagian sumber daya alam yang tidak adil.
  3. Naikkan Taraf Hidup Rakyat: menghentikan pemotongan anggaran di sektor pendidikan, kesehatan, dan transportasi publik.
  4. Tunaikan Tukin Dosen, Guru, dan ASN: memastikan tunjangan profesi untuk dosen, guru, dan aparatur sipil negara dibayarkan tepat waktu
  5. Output MBG Diperbaiki: melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap program MBG agar lebih efektif dan sesuai dengan kondisi nyata.
  6. Lawan Mafia Tanah dan Lengserkan Pejabat Tol: memberantas praktik mafia tanah serta mengganti pejabat yang dinilai tidak peka terhadap masalah rakyat.

Membahas 100 Hari Kinerja Prabowo Gibran

Versi lain dari peringatan darurat Garuda Hitam menjelaskan alasan mengapa masyarakat harus memperhatikan isu ini. Masyarakat menilai bahwa ada beberapa kebijakan dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang bermasalah pada 100 hari pertama mereka. Berikut adalah keluhan warganet di X. 

  • Wacana pemotongan anggaran membuat sektor pendidikan dan kesehatan menjadi program pendukung, bukan prioritas utama. 
  • Program makan bergizi gratis dianggap terburu-buru meski anggarannya terbatas, kualitas makanan bermasalah, dan pelaksanaannya terlalu melibatkan militer. 
  • Rakyat terjebak kemacetan dan berdesak-desakan menggunakan transportasi umum, ada tokoh publik yang menggunakan kendaraan fasilitas negara secara arogan di jalan raya, sementara anggaran transportasi umum hendak dipotong. 
  • Tunjangan kinerja untuk dosen, guru, dan ASN terancam tidak dibayarkan demi ‘efisiensi anggaran’. 
  • Menteri ESDM mengusulkan untuk mengikuti langkah AS keluar dari Perjanjian Paris, meskipun kondisi bumi dan lingkungan semakin memburuk. 
  • Kampus, koperasi, dan organisasi masyarakat malah diminta mengelola tambang, sementara BBM, bensin swasta, dan LPG semakin langka dan mahal.

Terkait viralnya Peringatan Indonesia Darurat Hitam, beragam ekspresi kekecewaan dilayangkan warganet di X. Salah satunya pemilik akun @ahyangbenerdiv yang mencuitkan, “Sebenarnya sedih juga kalau peringatan darurat naik lagi, tapi lebih sedih kok gini banget buset Indonesia.”

Dari sejumlah platform media sosial, peringatan darurat hitam menjadi bahasan lebih lanjut. Dilansir dari laman Tribun News, sejumlah gerakan mahasiswa kabarnya bakal melakukan aksi untuk mengkritisi kebijakan 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto. 

Wah, semoga ada kebijakan yang adil dan tidak memberatkan masyarkat Indonesia lagi setelah ini, ya. Jangan lupa simak terus artikel seputar Sosial dan Politik atau berita terkini lainnya di Rakki.id!

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments